Kenapa masuk agribisnis?
Pertanyaan inilah yang masih ada dipikiran saat ini walaupun sudah menjadi
mahasiswa jurusan agribisnis.
Awalnya saya yang tidak ingin melanjutkan kuliah dan ingin bekerja saja,tetapi ditentang
oleh orang tua, dan akhirnya saya pun menuruti untuk kuliah.
Akan tetapi setelah memutuskan menuruti kemauan orang tua, saya menjadi bingung dengan
keputusa kedepan harus mengambil jurusan apa, orang tua menyarankan agar melajutkan
dengan yang sesuai jurusan semasa smk, akan tetapi saya menolak karena alasan tertentu.
Nah ini lah awal mulanya saya masuk agribisnis...
Pada saat lulus smk, saya memutuskan berlibur sambil menunggu keluarnya ijazah dari sekolah. Saya berlibur ke rumah paman yang berada di kota batu, tepatnya daerah Malang, Jawa Timur. Benar kata teman saya yang pernah kemalang, ternyata malang adalah daerah dengan pemandangan pertanian di pegunungannya yang indah. Mulai dari sini tiba-tiba terlintaslah dalam benak hati kenapa tidak coba masuk fakultas pertanian. Saya pun menanyakan kepada paman saya tentang universitas yang memiliki fakultas pertanian, paman saya pun memberitahu ada 2 kampus bagus di malang yang berdekatan dengan rumahnya. Yaitu, Universitas Brawijaya dan Muhammadiyah Malang. Saya memutuskan untuk masuk Universitas Muhammadiyah Malang. Kenapa tidak di Brawijaya? karena pada saat itu semua jalur untuk masuk PTN sudah ditutup. Setelah saya mencari tentang fakultas pertanian di Universitas Muhammadiyah Malang ternyata jurusan di fakultas pertanian itu banyak. Bingung menghampiri, lalu memutuskan membaca semua tentang jurusan dan prospek masing-masing jurusan. Setelah membaca saya pun harus segera menentukan pilihan walaupun dihati masih bimbang harus memilih yang mana, karena waktu pendaftaran memasuki gelombang akhir(gelombang 3) memasuki hari akhir. Saya memutuskan mengambil 2 jurusan di Universitas Muhammadiyah Malang saat pendaftaran. Yaitu, agribisnis, dan ilmu dan teknologi pangan (ITP). Setelah mendaftar, mengikuti tes, dan akhirnya pengumuman keluar yang menyatakan saya diterima di jurusan agribisnis ini.
itu lah awal saya masuk agribisnis, dan semoga pilihan saya ini benar dan dapat saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya agar berguna khususnya buat diri saya dan masyarakat.
TENTANG AGRIBISNIS
- Bidang Ilmu Agribisnis, Apa Itu Agribisnis ?
Agribisnis sebagai ilmu adalah merujuk pada rangkaian ilmu pengambilan keputusan, yaitu ilmu bisnis (ekonomi manajerial), manajemen, ilmu sistem, ilmu komunikasi dan ilmu penunjang lain yang diterapkan untuk menggerakkan usaha produksi pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan supaya bisa diterima oleh konsumen yang dituju. Panduan pertama untuk memahami agribisnis sebagai ilmu atau bidang kajian khusus adalah tulisan Davis dan Goldberg (1957). Berikut beberapa ruang lingkup agribisnis sebagai bidang ilmu: Pertama, ilmu terapan dari ekonomi manajerial, manajemen, ilmu sistem, ilmu komunikasi dan ilmu penunjang lain.Kedua, agribisnis sebagai pendekatan pembangunan pertanian. Dengan pendekatan ini, maka pembangunan diarahkan sebagai sebuah sistem atau satuan upaya yang tidak hanya memperhatikan satu sub sektor (sub sistem saja) melainkan upaya yang memberi perhatian kepada semua sub-sistem sebagai kegiatan yang terkoordinasi secara seimbang. Perlu diketahui bahwa secara ilmiah ruang lingkup kajian agribisnis bisa merentang dari identifikasi, analisis dan solusi yang terkait dengan persoalan pemasokan sarana produksi agribisnis, produksi, pengendalian pengolahan hingga pemasaran.
1.Agribisnis merupakan kesatuan sistem usaha berbasis kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan sumberdaya alam secara umum, yang dikelola dengan baik untuk mencapai manfaat yang diinginkan.
2. Agribisnis adalah kesatuan sistem usaha berbasis kegiatan pertanian secara luas dengan cara mengelola sumberdaya ekonomi yang terbatas menjadi produk yang memiliki nilai jual.
3. Agribisnis sebagai sektor ekonomi adalah dicirikan dengan adanya kegiatan usaha dengan motif ingin meraih keuntungan yang berbasiskan pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan atau pemanfaatan sumberdaya alam lain dengan tetap memperhatikan tanggung jawab sosial dan keberlanjutan lingkungan hidup.
4. Agribisnis sebagai ilmu adalah merujuk pada rangkaian ilmu pengambilan keputusan, yaitu ilmu bisnis (ekonomi manajerial), manajemen, ilmu sistem, ilmu komunikasi dan ilmu penunjang lain yang diterapkan untuk menggerakkan usaha produksi pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan supaya bisa diterima oleh konsumen yang dituju. => Panduan pertama untuk memahami agribisnis sebagai ilmu atau bidang kajian khusus adalah tulisan Davis dan Goldberg (1957).
5. Agribisnis adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan subsistem input, subsistem produksi, subsistem pengolahan (agro-industri), subsistem pemasaran hasil dan sub sistem penunjang. Agro-industri adalah usaha yang berkaitan dengan pengolahan yang melibatkan kegiatan pengolahan, pengawetan, penyimpanan, dan pengepakan hasil pertanian khususnya hasil budidaya pesisir dan laut (Ngangi, E.L.A. 2001). (Hmd)
1.Agribisnis merupakan kesatuan sistem usaha berbasis kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan sumberdaya alam secara umum, yang dikelola dengan baik untuk mencapai manfaat yang diinginkan.
2. Agribisnis adalah kesatuan sistem usaha berbasis kegiatan pertanian secara luas dengan cara mengelola sumberdaya ekonomi yang terbatas menjadi produk yang memiliki nilai jual.
3. Agribisnis sebagai sektor ekonomi adalah dicirikan dengan adanya kegiatan usaha dengan motif ingin meraih keuntungan yang berbasiskan pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan atau pemanfaatan sumberdaya alam lain dengan tetap memperhatikan tanggung jawab sosial dan keberlanjutan lingkungan hidup.
4. Agribisnis sebagai ilmu adalah merujuk pada rangkaian ilmu pengambilan keputusan, yaitu ilmu bisnis (ekonomi manajerial), manajemen, ilmu sistem, ilmu komunikasi dan ilmu penunjang lain yang diterapkan untuk menggerakkan usaha produksi pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan supaya bisa diterima oleh konsumen yang dituju. => Panduan pertama untuk memahami agribisnis sebagai ilmu atau bidang kajian khusus adalah tulisan Davis dan Goldberg (1957).
5. Agribisnis adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan subsistem input, subsistem produksi, subsistem pengolahan (agro-industri), subsistem pemasaran hasil dan sub sistem penunjang. Agro-industri adalah usaha yang berkaitan dengan pengolahan yang melibatkan kegiatan pengolahan, pengawetan, penyimpanan, dan pengepakan hasil pertanian khususnya hasil budidaya pesisir dan laut (Ngangi, E.L.A. 2001). (Hmd)
- keunggulan agribisnis
Terlepas dari keadaan krisis atau tidak agribisnis memang memiliki banyak keunggulan. Setidaknya ada 9 (sembilan) alasan mengapa agribisnis memiliki arti penting. Pertama, aktivitas agribisnis untuk menghasilkan pangan akan selalu ada selama manusia masih butuh makan untuk hidup.Kedua, agribisnis merupakan usaha ekonomi yang hemat devisa karena berbasis pada sumberdaya lokal (resource base) sehingga memiliki daya saing kuat.
Ketiga, agribisnis memiliki kaitan usaha kedepan (forward linkage) dan ke belakang (backward linkage) yang kuat, sehingga perkembangan budidaya pertanian otomatis akan mendorong industri hulu dan hilir (agroindustri) termasuk sektor jasa. Keempat, pertanian merupakan sumber pencaharian utama masyarakat dan masih merupakan sektor penyerap tenaga kerja yang besar. Kelima, kultur masyarakat Indonesia masih didominasi oleh kultur dan tradisi agraris yang kuat, sehingga way of life seperti ini sangat menunjang pengembangan agribisnis.
Keenam, ketersediaan lahan dan sumberdaya alam Indonesia yang besar dan belum dimanfaatkan secara optimal, menjadi prasyarat dasar yang dimiliki bangsa ini untuk mengembangkan agribisnis. Ketujuh, dalam era globalisasi sekarang yang mampu bersaing dipasaran dunia adalah barang sekunder (agroindustri olahan), maka agroindustri berpeluang besar untuk dikembangkan mengingat ketersediaan bahan baku cukup besar.
Kedelapan, kontribusi agribisnis/agroindustri dalam perekonomian nasional (PDB) sendiri cukup besar,khususnya dalam industri non migas.Kesembilan, pada akhirnya mengembangkan agribisnis identik dengan pemberdayaan perekonomian rakyat, karena secara obyektif sebagian besar masyarakat yang bergerak di sektor ini adalah masyarakat miskin yang berjumlah jutaan.
http://agribisnis.blogspot.com
- Perkembangan dan peran agribisnis di Indonesia
Agribisnis di Indonesia
Kegiatan agribisnis telah ada sejak sebelum adanya Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I. Akan tetapi kegiatan utamanya adalah Agribisnis Usahatani yg lebih dikenal dgn istilah pertanian.
Dalam PJP I, kegiatan Pertanian semakin maju sehingga mampu mendorong agroindustri dan perdagangan. Hal ini seolah-olah agroindustri dan perdagangan menyesuaikan diri dgn pertanian. Dalam PJP ini, Ujung tombak pengembangan agribisnis adalah usahatani
Sedangkan dalam PJP II ujung tombaknya non usahatani, yaitu agroindustri dan perdagangan. Pada saat sekarang posisi antara usahatani dan non usahatani seimbang (50%, 50%). Jadi, agroindustri dan perdagangan sbg ujung tombak pengembangan agribisnis masih dlm tahap belajar.
Kegiatan pertanian pada PJP I lebih menekankan untuk menjual dan memproses apa yg dihasilkan.. Jadi, hanya produksi yg dikembangkan. Pada PJP II kegiatannya produksi untuk dpt dijual, Yaitu produksinya menyesuaikan dgn permintaan Industri dan agroindustri.
Perkembangan Agribisnis
Pembangunan sistem Agribisnis bukan saja sebagai pendekatan baru pembangunan, tetapi perlu dijadikan penggerak utama (grand strategy) Pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Hal ini didasarkan Karena alasan berikut :
Kegiatan agribisnis telah ada sejak sebelum adanya Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I. Akan tetapi kegiatan utamanya adalah Agribisnis Usahatani yg lebih dikenal dgn istilah pertanian.
Dalam PJP I, kegiatan Pertanian semakin maju sehingga mampu mendorong agroindustri dan perdagangan. Hal ini seolah-olah agroindustri dan perdagangan menyesuaikan diri dgn pertanian. Dalam PJP ini, Ujung tombak pengembangan agribisnis adalah usahatani
Sedangkan dalam PJP II ujung tombaknya non usahatani, yaitu agroindustri dan perdagangan. Pada saat sekarang posisi antara usahatani dan non usahatani seimbang (50%, 50%). Jadi, agroindustri dan perdagangan sbg ujung tombak pengembangan agribisnis masih dlm tahap belajar.
Kegiatan pertanian pada PJP I lebih menekankan untuk menjual dan memproses apa yg dihasilkan.. Jadi, hanya produksi yg dikembangkan. Pada PJP II kegiatannya produksi untuk dpt dijual, Yaitu produksinya menyesuaikan dgn permintaan Industri dan agroindustri.
Perkembangan Agribisnis
Pembangunan sistem Agribisnis bukan saja sebagai pendekatan baru pembangunan, tetapi perlu dijadikan penggerak utama (grand strategy) Pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Hal ini didasarkan Karena alasan berikut :
- Amanat Konstitusi dan landasan politis
- Sektor Pertanian memberi sumbangan yg besar pd PDB
- Sektor Pertanian merupakan sebagian besar mata pencaharian penduduk indonesia.
- Sektor Pertanian mampu menyediakan keragaman menu pangan sehingga mempengaruhi konsumsi & gizi masy.
- Sektor Pertanian mampu mendukung sektor industri
- Sektor Pertanian merupakan salah satu penyumbang Devisa
- Faze Konsolidasi (1967-1978) Pada fase ini sektor pertanian tumbuh 3,39%, lebih banyak disebabkan kinerja subsektor tanaman pangan dan perkebunan yg tumbuh 3,58% dan 4,53%. Tiga kebijakan yg penting pada fase ini adalah (Intensifikasi) ialah penggunaan teknologi, (Ekstensifikasi) atau perluasan area yg mengkoversi hutan tdk produktif, (Diversifikasi) adalah penganekaragaman usaha agribisnis untuk menambah pendapatan rumah tangga petani.
- Fase Tumbuh Tinggi (1978-1986) Pada periode ini perkembangan agribisnis sektor pertanian tumbuh lebih dari 5,7 %. Peningkatan produksi pangan, perkebunan, perikanan, peternakan hampir mencapai angka produksi 6,8 % dan puncaknya mencapai swasembada pangan.
- Fase Tumbuh Tinggi (1978-1986) Pada periode ini perkembangan agribisnis sektor pertanian tumbuh lebih dari 5,7 %. Peningkatan produksi pangan, perkebunan, perikanan, peternakan hampir mencapai angka produksi 6,8 % dan puncaknya mencapai swasembada pangan.
- Fase Dekonstruksi (1986-1997) Pada fase ini sektor pertanian mengalami kontraksi pertumbuhan di bawah 3,4 % pertahun, berbeda dgn tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena mengalami pengacuhan oleh perumusan kebijakan akibat anggapan keberhasilan swasembada pangan telah menimbulkan persepsi pengembangan agribisnis akan bergulir dengan sendirinya.
- Fase Krisis (1997-2001) Meskipun sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi indonesia karena limpahan lonjakan nilai tukar dollar yg dinikmati komoditas ekspor sektor pertanian terutaman perkebunan & perikanan. Daya tahan sektor pertanian tdk cukup kuat karena harus menanggung dampak krisis untuk menyerap limpahan tenaga kerja sektor informal dan perkotaan.
- Fase Desentralisasi (2001-sekarang) Transisi politik dan periode Desentralisasi ekonomi menimbulkan banyaknya perda dan terlalu banyaknya penyimpangan administratif/korupsi yang terjadi di daerah dan banyaknya biaya tambahan dalam berhubungan dgn birokrasi pemerintahan (survey LPEM-FEUI).
Memberikan sumbangan yang nyata sistem Agribisnis bagi perekonomian Indonesia dalam bentuk :
- Hasil Produksi Pertanian.
- Pasar.
- Faktor Produksi.
- Kesempatan Kerja
- Sumbangan hasil produksi : Swasembada Beras sejak tahun 1984.
- Sumbangan pasar : Besarnya pangsa pasar domestik yang mendukung daya beli masy. Pedesaan.
- Sumbangan Faktor Produksi : penyediaan tenaga kerja, modal, bahan baku industri.
- Sumbangan kesempatan kerja : tingginya daya serap tenaga kerja.
- Pada akhir PJP II, diharapkan transformasi struktur agribisnis, dari on-farm activities menjadi off-farm activities
- Transformasi ekonomi dari basis pertanian ke ekonomi basis industri menempatkan Indonesia menjadi negara bercorak agribisnis (agro-base industry: industri minyak sawit, industri kayu lapis dan sejenisnya).
- Peran agribisnis di masa datang tetap penting sbg penyedia pendapatan nasional & lapangan kerja.
- Kegiatan agribisnis strategis bagi rakyat untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakaian.
- Produk Agribisnis sulit di substitusi oleh produk lain.
- Bila tergantung pada impor agribisnis negara lain, maka negara akan lumpuh.
- Masalah Lingkungan hidup
- Peningkatan dan pemerataan pendapatan
- Kesempatan kerja.
- Pengembangan sistem agribisnis menjadi tuntutan logis dalam perkembangan keadaan perekonomian.
- Keragaman jenis
- Peningkatan mutu
- Kontinuitas jumlah
- Kesesuaian tempat
- Kemasan
- Pengangkutan
- Mekanisme Pemasaran
- Kesesuaian Waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar